Gantikan Balap Liar, Balap Lari di Jambi Makin Digandrungi Anak Muda!

Kapolresta Jambi Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Manang Soebeti atau akrab disapa Pak Bray hadir langsung mendukung balap lari, Sabtu (15/3/2024). (Foto: Ist)

JAMBI – Kota Jambi kini memiliki tren baru yang menarik perhatian, balap lari pemuda saat malam Ramadan. Berbeda dari balap liar yang sering menimbulkan masalah, balap lari ini justru mendapat dukungan penuh dari pihak kepolisian.

Tak hanya mengamankan jalannya acara, para polisi bahkan ikut berpartisipasi langsung dalam lomba yang penuh semangat ini!

Bacaan Lainnya

Pemandangan tak biasa terjadi di depan Mall Pelayanan Publik (MPP) Kota Jambi pada Sabtu (16/3/2025) malam. Dua petinggi kepolisian, Dirreskrimum Polda Jambi Kombes Manang Soebeti dan Kapolresta Jambi Kombes Boy Sutan Binanga Siregar, turut serta dalam adu kecepatan.

Di bawah sorotan lampu jalan dan sorakan meriah pemuda setempat, Kombes Manang berhasil mencapai garis finis lebih dulu dibanding Kombes Boy.

“Adu kecepatan ini bukan sekadar hiburan, tapi juga simbol bahwa kegiatan positif anak muda harus kita dukung,” ujar Manang usai berlari dengan napas yang masih tersengal.

Tradisi malam Ramadan sering kali diwarnai dengan aksi perang sarung, balap liar, dan bahkan tawuran antar pemuda. Namun, dengan adanya wadah yang lebih positif seperti balap lari ini, energi anak-anak muda Jambi dapat disalurkan dengan lebih baik.

“Mereka punya energi lebih, tinggal bagaimana kita mengarahkannya. Daripada balapan motor di jalan yang membahayakan, lebih baik lari. Ini lebih sehat, lebih aman, dan tetap seru,” jelas Kombes Manang.

Tak sekadar membiarkan, pihak kepolisian turun tangan dengan berbagai cara. Mulai dari pengamanan, hingga menyediakan hadiah bagi para pemenang, menunjukkan betapa seriusnya dukungan terhadap kegiatan ini.

“Kami ingin mereka merasa diperhatikan. Polisi bukan hanya hadir untuk menertibkan, tapi juga mendukung kegiatan positif seperti ini,” tambahnya.

Bahkan, mobil Raisa atau pengurai massa dari Polresta Jambi juga dikerahkan untuk membantu jalannya acara, lengkap dengan pengeras suara untuk memandu para peserta dan penonton.

Kegiatan ini menjadi sinyal baik bagi masa depan pemuda Jambi. Jika mendapat dukungan berkelanjutan, bukan tidak mungkin balap lari Ramadan ini akan menjadi tradisi baru yang lebih bermanfaat daripada kebiasaan negatif sebelumnya.

“Kenapa harus dilarang kalau ini baik? Ini justru kebalikan dari balap liar atau tawuran. Saya harap ke depannya ada lebih banyak event seperti ini,” tutup Manang dengan penuh optimisme.

Dengan semangat kebersamaan, siapa tahu di tahun-tahun berikutnya, bukan hanya polisi yang ikut berlari, tapi juga para pejabat dan tokoh masyarakat lainnya.  (one)

Catatan Penting: Tulisan ini dilindungi oleh hak cipta. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau menyebarluaskan isi tulisan tanpa persetujuan tertulis dari media atau penulis.

Pos terkait