Kebakaran Hutan Terbesar di Jepang dalam Dekade Terakhir, Ribuan Warga Dievakuasi

Kebakaran hutan di Jepang, 4.600 penduduk mengungsi demi keselamatan mereka.

OFUNATO – Jepang tengah menghadapi kebakaran hutan terburuk dalam beberapa dekade terakhir, dengan sekitar 1.700 petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk mengatasi kobaran api yang melahap ribuan hektar lahan.

Kebakaran yang terjadi di wilayah utara Iwate ini telah memicu evakuasi besar-besaran, di mana sekitar 4.600 penduduk berada di bawah imbauan untuk mengungsi demi keselamatan mereka.

Bacaan Lainnya

Menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang, kebakaran ini telah merenggut satu nyawa minggu lalu akibat kondisi musim panas yang ekstrem.

Demikian diungkapkan pejabat dari Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Jepang pada Senin (3/3/2025).

Sementara itu, di kota Ofunato, api yang terus berkobar sejak Kamis (27/2/2025) telah menghanguskan lebih dari 2.100 hektar lahan, merusak sedikitnya 84 bangunan, meskipun jumlah tersebut masih dalam tahap perkiraan.

Sebagai respons darurat, Jepang mengerahkan petugas pemadam dari 14 wilayah, termasuk tim dari Tokyo, serta 16 helikopter, termasuk milik militer, untuk membantu upaya pemadaman dari udara.

Hingga saat ini, sekitar 2.000 warga telah mengungsi ke rumah sanak saudara, sementara lebih dari 1.200 lainnya dievakuasi ke tempat penampungan yang telah disediakan pemerintah.

Rekaman yang disiarkan oleh NHK pada dini hari menunjukkan kobaran api mendekati permukiman, dengan asap putih mengepul tinggi ke udara. Kondisi kering yang ekstrem diyakini sebagai salah satu faktor utama kebakaran ini.

Pada Februari lalu, Kota Ofunato hanya mencatat curah hujan sebesar 2,5 milimeter, jauh di bawah rata-rata bulanan sebesar 41 milimeter dan bahkan memecahkan rekor terendah sebelumnya sejak 1967.

Meski jumlah kebakaran hutan di Jepang menurun sejak puncaknya pada 1970-an, data pemerintah menunjukkan bahwa masih ada sekitar 1.300 kasus kebakaran hutan yang terjadi sepanjang 2023.

Mayoritas kebakaran terjadi pada periode Februari hingga April, saat udara kering dan angin kencang mempercepat penyebaran api.

Pemerintah Jepang kini bekerja ekstra untuk mengatasi bencana ini, mengingat dampaknya yang semakin meluas. Warga yang terdampak diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan evakuasi guna menghindari risiko lebih besar. (one)

Catatan Penting: Tulisan ini dilindungi oleh hak cipta. Dilarang keras mengambil, menyalin, atau menyebarluaskan isi tulisan tanpa persetujuan tertulis dari media atau penulis.

Pos terkait