Cap Go Meh 2025: Perayaan Penuh Makna, Tradisi, dan Kemeriahan

Portalone.net – Cap Go Meh hadir sebagai penutup rangkaian perayaan selama 15 hari. Pada tahun 2025, Cap Go Meh jatuh pada tanggal 12 Februari, menghadirkan momen penuh tradisi, doa, dan kemeriahan yang menyatukan keluarga serta komunitas.

Asal-Usul dan Makna Cap Go Meh

Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien: “Cap” berarti sepuluh, “Go” berarti lima, dan “Meh” berarti malam. Secara harfiah, Cap Go Meh berarti “malam ke-15” yang menjadi penanda berakhirnya perayaan Imlek. Perayaan ini juga dikenal sebagai Festival Lentera, di mana masyarakat menyalakan lentera sebagai simbol harapan dan kebahagiaan.

Selain sebagai puncak perayaan Imlek, Cap Go Meh memiliki makna filosofis mendalam:

1. Penutupan Perayaan Imlek – Menandai akhir dari suasana perayaan sebelum kembali ke rutinitas sehari-hari.
2. Simbol Kebersamaan dan Harmoni – Menguatkan ikatan keluarga dan komunitas.
3. Harapan untuk Masa Depan – Lentera yang dinyalakan melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan.
4. Pembersihan dan Pembaruan – Menjadi momen untuk membuang energi negatif dan memulai tahun dengan semangat baru.

Tradisi dalam Perayaan Cap Go Meh

Cap Go Meh dirayakan dengan berbagai tradisi khas yang penuh warna dan makna:

1. Festival Lentera

Malam Cap Go Meh dimeriahkan dengan lentera warna-warni yang menghiasi jalanan dan langit malam. Lentera ini sering dihiasi dengan kaligrafi, simbol keberuntungan, dan teka-teki yang menghibur.

2. Menyantap Tangyuan

Tangyuan adalah bola ketan berisi pasta kacang merah atau wijen yang disajikan dalam kuah manis. Bentuknya yang bulat melambangkan keharmonisan dan kebersamaan dalam keluarga.

3. Tarian Barongsai dan Liong

Atraksi barongsai (singa) dan liong (naga) menjadi daya tarik utama dalam perayaan ini. Tarian ini dipercaya membawa keberuntungan serta mengusir roh jahat.

4. Kembang Api dan Petasan

Suara kembang api dan petasan dipercaya dapat mengusir energi negatif serta membawa keberuntungan bagi masyarakat yang merayakannya.

5. Teka-Teki Lentera

Di beberapa tempat, lentera dihiasi dengan teka-teki yang mengasah kecerdasan dan menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat.

Cap Go Meh di Indonesia

Di Indonesia, Cap Go Meh dirayakan dengan meriah di berbagai kota, terutama yang memiliki komunitas Tionghoa yang besar, seperti Singkawang, Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Beberapa tradisi khas di Indonesia antara lain:

1. Lontong Cap Go Meh

Berbeda dengan tradisi di Tiongkok yang menyantap tangyuan, masyarakat Indonesia merayakan Cap Go Meh dengan menyantap lontong cap go meh—hidangan lontong yang disajikan dengan opor ayam, sambal goreng hati, dan sayur labu. Hidangan ini mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dengan tradisi Nusantara.

2. Pawai Budaya

Di beberapa daerah seperti Singkawang, pawai budaya Cap Go Meh menjadi daya tarik wisata yang spektakuler. Ratusan tatung (orang yang dipercaya kerasukan roh leluhur) berjalan kaki diiringi barongsai, liong, dan musik tradisional.

3. Ritual Keagamaan

Di klenteng-klenteng, umat melakukan sembahyang dan ritual untuk memohon berkah serta perlindungan di tahun baru. Prosesi doa ini mencerminkan penghormatan kepada leluhur dan dewa-dewi.

Makna dan Harapan dari Cap Go Meh

Cap Go Meh bukan sekadar perayaan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Lentera yang dinyalakan bukan hanya menerangi malam, tetapi juga menjadi simbol pencerahan hati dan pikiran. Tradisi ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas tahun yang telah berlalu serta menyambut masa depan dengan optimisme dan semangat baru.

Dengan segala kemeriahan dan filosofi yang terkandung di dalamnya, Cap Go Meh menjadi perayaan yang tidak hanya penuh warna, tetapi juga mempererat tali kebersamaan dalam keluarga dan masyarakat. Mari kita rayakan Cap Go Meh 2025 dengan penuh sukacita, harapan, dan kebersamaan! (one)