Portalone.net, Indonesia – Mekanisme pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) kemungkinan bakal diganti menjadi uang tunai langsung ke masyarakat di era pemerintahan baru Prabowo Subianto.
Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Burhanuddin Abdullah, menilai subsidi energi seharusnya diberikan dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang membutuhkan. Hal ini tujuannya agar lebih tepat sasaran.
Saat ini mekanisme subsidi energi seperti BBM, listrik maupun gas dibayar langsung oleh pemerintah kepada produsen.
Baca Juga: Daftar Mobil yang Dilarang Isi Pertalite di SPBU, Punyamu Termasuk?
“Kita ingin dengan data diperbaiki, disempurnakan supaya mereka (masyarakat miskin) diberi saja transfer tunai langsung, bukan pada komoditinya, tapi kepada keluarganya yang berhak terima,” ungkap Burhanuddin dikutip dari CNBC Indonesia, Jumat (27/9).
Burhanuddin juga mengatakan masyarakat miskin tidak mendapatkan manfaat signifikan dari subsidi BBM karena umumnya tidak memiliki kendaraan.
“Orang-orang miskin tidak menerima, tidak mendapat keuntungan dari subsidi BBM. Mereka enggak dapat sepeda motor. Mereka beli gas tapi satu (LPG subsidi) melon ini untuk dua minggu jadi kecil sekali. Jadi kalau begitu siapa yang sebetulnya menikmati subsidi itu?,” kata Burhanuddin.
Rencana perubahan mekanisme subsidi ini bertujuan untuk memastikan bantuan benar-benar menyentuh masyarakat miskin, dengan memberikan subsidi dalam bentuk BLT yang lebih sesuai kebutuhan sehari-hari.
Perlu Revisi Perpres
“Kita kurangi subsidi tapi kita alihkan ke hal yang produktif. Itu artinya kita leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut,” katanya.
Terpisah, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) 2020-2024 Satya Widya Yudha menilai untuk mewujudkan penyaluran BBM subsidi yang lebih terarah, pemerintah perlu melakukan revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 tahun 2014 Perpres 191 tahun 2014.
Baca Juga: Daftar Motor yang Terancam Tak Bisa Isi Pertalite, Ada Vario hingga Satria R
Satya menilai apabila pemerintah memutuskan tetap memberikan subsidi maka solusinya adalah memberikan subsidi secara langsung kepada masyarakat, bukan subsidi lewat komoditas seperti saat ini.
“Kalau itu dilakukan tentunya kita sudah tidak lagi berbicara distribusi terbuka atau tertutup, tapi sudah mengarah kepada subsidi yang tidak tergantung pada komoditas, tetapi subsidi yang langsung kepada orang,” kata Satya, Jumat (27/9).
Apabila distribusi subsidi langsung diterapkan, maka menurut Satya daya beli masyarakat tidak terganggu dan inflasi dapat terjaga.
“Saya yakin apa yang dikatakan oleh Menteri ESDM itu lebih kepada kesiapan dalam hal ini menyangkut masalah sosialisasi jadi mudah-mudahan nanti itu akan segera bisa dicarikan jalan keluar apakah 1 Oktober dinyatakan belum bisa itu pasti terkait daripada cakupan sosialisasi dan saya harapkan nanti dengan kesadaran ini akan dibentuk mekanisme yang tidak merugikan dalam hal ini,” katanya. (one)
Sumber: cnnindonesia.com
- Like
- Digg
- Del
- Tumblr
- VKontakte
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- Yummly
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Skype
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link