Portalone.net, Tanjabtim – Sejak dimulai pada tahun 2017, kegiatan penanaman mangrove di kawasan pesisir Desa Lambur Luar dan Desa Kota Harapan telah menunjukkan dampak yang sangat positif bagi masyarakat sekitar.
Inisiatif ini tidak hanya berperan dalam melestarikan alam, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi warga setempat.
Pada tanggal 17 Mei 2023, kegiatan penanaman mangrove kembali mendapat perhatian besar dengan terlibatnya Pangdam II Sriwijaya, Mayjen TNI Hilman Hadi, S.IP, M.BA, M.HAN, yang memimpin langsung penanaman mangrove bersama rombongan.
Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dari pihak berwenang dalam upaya menjaga kelestarian alam serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir.
Bulan Oktober 2024, penanaman mangrove dilanjutkan lagi, kali ini mencakup Desa Lambur Luar dan Desa Kota Harapan. Kegiatan ini bukan hanya bagian dari upaya konservasi lingkungan, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam peningkatan ekonomi masyarakat.
Salah satu dampak yang paling dirasakan adalah meningkatnya jumlah tangkapan kepiting bakau yang ditemukan warga setelah mereka selesai bekerja di kebun.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga, Acok, “Alhamdulillah, setiap pulang dari kebun, kami bisa mendapatkan kepiting di pinggir-pinggir jalan yang kami lewati. Selain bisa jadi tambahan lauk, kadang kami jual ke pengepul.”
Harga kepiting bakau (scylla serrata) di pasar pun cukup variatif, mulai dari Rp50.000 untuk kelas C hingga Rp200.000 untuk kelas jumbo. Hal ini mencerminkan nilai ekonomi yang tinggi.
Saat ditanya mengenai harga jual kepiting bakau di pasar, Acok pun menjelaskan bahwa harga kepiting bakau bervariasi berdasarkan ukuran dan kualitasnya.
Kelas A dijual Rp140.000 per 5 ons
Kelas B dijual Rp100.000 per 3,5 ons ke atas
Kelas C dijual Rp50.000 per 3,5 ons ke bawah
Kelas Super dijual Rp180.000 per 10 ons ke atas
dan Kelas Jumbo dijual Rp200.000 per 1 kilogram ke atas
Harga tersebut menunjukkan bahwa kepiting bakau tidak hanya memiliki nilai ekologis sebagai bagian dari ekosistem mangrove, tetapi juga menjadi komoditas ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat setempat.
Selain itu, kepiting bakau (scylla serrata) sebagai keystone species dalam ekosistem mangrove memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Aktivitas mereka membantu siklus nutrisi, distribusi oksigen di tanah, mineralisasi, dan daur hidup karbon. Dengan peran ekologis tersebut, ekosistem mangrove menjadi lebih subur dan mampu mendukung berbagai jenis biota perairan.
Program penanaman mangrove ini menunjukkan pentingnya sinergi antara konservasi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, menciptakan ekosistem yang sehat sekaligus memberikan manfaat ekonomi berkelanjutan. (remA)
- Like
- Digg
- Tumblr
- VKontakte
- Buffer
- Love This
- Odnoklassniki
- Meneame
- Blogger
- Amazon
- Yahoo Mail
- Gmail
- AOL
- Newsvine
- HackerNews
- Evernote
- MySpace
- Mail.ru
- Viadeo
- Line
- Comments
- SMS
- Viber
- Telegram
- Subscribe
- Skype
- Facebook Messenger
- Kakao
- LiveJournal
- Yammer
- Edgar
- Fintel
- Mix
- Instapaper
- Copy Link